Selasa, 20 Februari 2018

BUKIT CINTA AMBARAWA

Bukit Cinta merupakan salah satu kawasan di tepi danau Rawa Pening yang menyajikan pemandangan alam yang cukup indah. Obyek wisata ini pernah menjadi tujuan wisata unggulan pada dua dekade yang lalu. Kejayaan obyek wisata Bukit Cinta telah lewat dan saat ini jumlah pengunjung menurun dari tahun ke tahun. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah kurang terawatnya kawasan wisata Bukit Cinta.
Bukit Cinta terletak di desa Kebondowo, kecamatan Banyubiru, kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Bukit Cinta merupakan sebuah bukit kecil yang terletak di pinggir Danau Rawa Pening. Sesuai dengan namanya, zaman dahulu merupakan tempat memadu kasih pengantin baru.
Gapura Obyek Wisata Bukit Cinta
Lokasi Bukit Cinta berada di sebelah barat daya kawasan danau Rawa Pening. Rute mudahnya dengan melewati jalan beraspal kecil dari Jalan Lingkar Ambarawa atau jalan tembus dari Jalan Raya Salatiga-Ambarawa. Akses jalan menuju ke obyek wisata Bukit Cinta masih berupa jalan pedesaan yang sempit dan terdapat beberapa lubang di beberapa titik. Papan petunjuk arah menuju ke lokasi wisata sudah terpasang di beberapa titik sehingga membantu pengunjung yang baru pertama kali berkunjung ke tempat ini.
Pintu masuk kawasan wisata Bukit Cinta Rawa Pening ditandai dengan sebuah gapura sederhana dan terdapat patung ganesha di depan kedua tiang penyangga. Penarikan tiket retribusi masuk kepada pengunjung dilakukan di gapura masuk tersebut oleh petugas jaga yang bertugas. Area parkir kendaraan pengunjung berada di dalam kawasan wisata dan tersedia cukup luas untuk menampung puluhan kendaraan beroda empat. Disekeliling area parkir Bukit Cinta berderet bangunan permanen berbentuk kios yang menjual beraneka macam kerajinan khas ambarawa, makanan, dan minuman. Kerajinan khas Ambarawa yang terkenal ada kerajinan dari enceng gondog mulai dari bermacam-macam bentuk tas, vas bunga, tempat tisu, kursi, hiasan dinding, dan masih banyak lagi. Warung makan yang ada disekitar area parkir Bukit Cinta menyajikan hidangan masakan air tawar.
Sejarah Bukit Cinta berasal dari sebuah tempat tinggi yang dimanfaatkan oleh Pemerintahan Kolonial Belanda sebagai Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondog yang menyebar di Rawa Pening. Tujuan pembangunannya untuk mengendalikan pertumbuhan enceng gundog karena adanya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) milik kolonial Belanda yang dikembangkan di Rawa Pening. Pada tahun 1975, Gardu Pemantau Pertumbuhan Enceng Gondog ini diubah oleh pemerintah daerah kabupaten Ungaran (Semarang) menjadi Gardu Pemandangan Alam Rawa Pening. Pada tahun 1983, tempat tersebut mulai dikenal masyarakat luas dan berganti nama menjadi Bukit Cinta.
Penggunaan nama Bukit Cinta pada obyek wisata di tepi danau Rawa Pening ini diyakini merupakan yang pertama kali disematkan diantara nama obyek wisata Bukit Cinta lain di Indonesia. Saat ini sudah banyak obyek wisata lain di Indonesia yang menggunakan nama atau istilah “Bukit Cinta” seperti Bukit Cinta Bromo, Bukit Cinta Nganjuk, Bukit Cinta Karangasem, Taman Bukit Cinta Pamekasan Madura, dan Bukit Cinta yang lainnya. Penggunaan nama yang sama atau mirip tersebut beralasan agar mudah diingat dan memang cocok digunakan sebagai tempat berbagi kebahagiaan pada muda mudi yang datang ke tempat tersebut.
Saat berjalan menuju ke tepi Rawa Pening, pengunjung disambut dengan patung raksasa berbentuk naga raksasa. Sebagian besar pengunjung baru mengetahui saat membaca informasi bahwa patung tersebut sebenarnya patung ular raksasa yang menjadi legenda terbentuknya Rawa Pening yaitu ular Baruklinting (Baru Klinting). Patung ular raksasa tersebut terdapat rongga yang berisi sebuah ruangan. Ruangan tersebut isinya berupa koleksi hewan-hewan reptil dan ikan yang dimasukkan ke dalam aquarium. Sepertinya menarik namun sayang kondisinya terlihat kurang terawat dan kotor banyak sampah berserakan. Hal ini menjadikan alasan pengunjung malas memasuki atau berkunjung ke ruangan koleksi hewan reptil dan ikan hias ini.
Pesatnya pertumbuhan enceng gondok akibat pencemaran air yang terjadi di Rawa Pening. Air danau yang tercemar sabun dan limbah industri dapat memacu enceng gondok untuk tumbuh dengan cepat. Usaha pembersihan enceng gondog di Rawa Pening sepertinya gagal karena pertumbuhan lebih cepat daripada usaha pembersihannya.
Pemandangan Rawa Pening Dari Bukit Cinta
Saat menaiki sebuah bukit kecil, pengunjung Bukit Cinta disambut dengan banyaknya pohon besar yang tumbuh disekitarnya. Pada kondisi panas terik, berada di bawah pohon besar terasa teduh, sejuk, dan nyaman. Namun rasa nyaman tidak berlangsung lama karena dibagian akar pohon besar banyak ditemukan sampah yang berserakan dan tidak dibersihkan. Beberapa fasilitas pendukung seperti tempat duduk, permainan anak, dan gazebo mengalami kerusakan dan belum diperbaiki.
Pemandangan Rawa Pening dari tepi Bukit Cinta tidak terlalu menarik. Tanaman enceng gondok hampir memenuhi kawasan Rawa Pening disekitar Bukit Cinta. Lebatnya tanaman enceng gondog di tepi danau membuat perahu dan rakit hanya dibiarkan bersandar di dermaga kecil. Sebuah perahu yang disewa oleh pengunjung Bukit Cinta tampak kesulitan menuju ke tengah Rawa Pening saat melewati lebatnya enceng gondok.

Bagi sebagian orang yang pernah berkunjung ke Bukit Cinta menganggap bahwa obyek wisata tersebut kehilangan daya tariknya dan mereka malas untuk berkunjung kembali. Wisata alam dan hiburan air yang dahulu sempat menjadi daya tarik utama wisata Rawa Pening di Bukit Cinta telah lenyap dan tidak menarik lagi. Saat ini sebagian besar pengunjung atau wisatawan lebih memilih Kampoeng Rawa Ambarawa yang aksesnya cukup dekat dari kota Ambarawa. Kampoeng Rawa Ambarawa merupakan kawasan wisata baru di tepi Rawa Pening yang tertata rapi, berfasilitas lengkap, dan terawat dengan baik.
Masalah sampah, enceng gondog, dan pengelolaan obyek wisata sepertinya menjadi masalah utama pada pengembangan wisata Bukit Cinta. Banyaknya pungutan liar (pungli) disekitar Bukit Cinta memperburuk citra obyek wisata. Bila dibiarkan lebih lanjut dikhawatirkan obyek wisata Bukit Cinta sepi pengunjung dan terancam ditutup. Cukup disayangkan apabila obyek wisata Bukit Cinta terbengkalai padahal banyak kisah sejarah Rawa Pening dari tempat ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar